Kamis, 08 Mei 2008

Ikan Pemakan Udang

(Bloso) sebutan para petani tambak, ikan bloso ini hidup di tambak dan di muara-muara laut, panjangnya sekitar 15-20 cm warnanya kuning ke emasan, bloso bisa hidup di air asin maupun di air tawar, ikan bloso sebetulnya hama bagi para petani dikarenakan ikan ini memakan atau memangsa udang-udang kecil atau dewasa yang hidup di tambak termasuk udang windu. udang yang pergerakannya lemah didalam air akan terus diburu oleh ikan seperti ini. bloso bisa memakan udang windu 3 kali dalam sehari udang kecil ataupun udang dewasa. bayangkan setiap hari seperti itu apa tidak habis udang yang di budidaya para petambak. ikan ini bisa masuk ketambak dengan mudah tampa disadari oleh petani, jadi cara menanggulangi supaya ikan ini tidak masuk kedalam tambak maka setiap kali air pasang yang dari laut masuk harus disaring dengan jaring dengan begitu sampah dari laut atau ikan yang dari laut tidak akan masuk kedalam tambak, dengan begitu hama udang berkurang.

Selasa, 06 Mei 2008

Kepiting Bakau

Sebelum banyak berdirinya perusahaan /pabrik-pabrik di pasuruan dan sebelum tercemarnya air laut dengan limbah pabrik kuran lebih pada tahun 1996, waktu aku masih kecil sangat mudah mencari kepiting bakau di pertambakan petani pada malam hari, hanya bermodal senter untuk menerangi gelapnya jalan di tambak dan semacam jaring untuk menangkap kepiting, kepiting ini tidak hanya hidup di hutan bakau tapi juga bisa hidup di tambak-tambak para petani. para petani pun sering mengelilingi tambaknya pada malam hari untuk mencari kepiting ini karena harganya lumayan mahal dan mengurangi kerusakan pada tanggul tambak, kepiting ini mencari makan atau mangsanya saat malam hari tibam, kepiting ini makanan atau mangsanya apa saja yang hidup di tambak kecuali hewan yang berkulit keras. sampai-sampai ular pun jadi santapan kalau tidak hati-hati mecari mangsa. kepiting ini bisa hidup di air dan didarat tapi tetep ekosistemnya di air jadi kalau lama di darat kepiting ini akan mati juga. kepiting ini manfaatnya sebagai simbol para petani untuk mengetahui udang windu yang di dudidayanya mati atau tidak sebab kepiting ini sangat sensitif terhadap air yang berkualitas buruk, jadi jika ada petani yang menemukan kepiting yang terdampar di tanggul tambak atau mati lebih dari tiga kepiting tidak diragukan lagi udang - udang yang dibudidayakan di tambak sudah mati semua dan tidak ada sisa satu pun yang hidup sama sekali. sekarang pun sangat sulit mencari kepiting ini di tambak-tambak dikarenakan air dari laut semakin hari semakin kualitasnya buruk. para petani tambak pun pada situasi dan kondisi saat ini banyak yang gigit jari dikarena hasil panennya hampir setiap kali gagal seharusnya pemerintah lebih tegas menanggulangi pencemaran limbah yang di buang kelaut dari pabrik - pabrik yang tidak bertanggung jawab. apalagi dengan terjadinya lumpur lapindo yang di buang ke sungai porong para petani tambak di Bangil tidak bisa berbuat banyak untuk menaggulangi kadaan seperti ini.

Senin, 05 Mei 2008

Hasil Tambak

Hasil tambak bukan dari ikan bandeng sama udang windu saja. tetapi masih banyak ikan-ikan / udang-udang yang lainnya yang petani tambak tidak repot menaruh bibit di tambaknya. contohnya udang (Weros) itu sebutan orang petani tambak, sebetulnya masih banyak ikan - ikan dan udang-udang kecil lainnya, udang atau ikan yang masuk ke tambak dari laut pada saat waktu air pasang yang masuk ke pertambakan petani. dari situlah udang - udang bisa besar di tambak. alhasil 2 bulan berikutnya para petani bisa mengambilnya yaitu dengan alat atau semacam perangkap yang terbuat dari bambu dan di bentuk seperti sangkar burung, itu disebut (perayang), dan tingginya kurang lebih 1 meter atau lebih.


(Perayang) mempunyai satu pintu masuk dan tidak ada pintu keluar, dengan begitu udan-udang / ikan-ikan yang masuk tidak bisa keluar kembali. aneh ya,,, tapi faktanya ada??? coba kita pikir dengan logika kenapa ikan+udang tertarik masuk ke perayang padahal cuma bambu dan tidak diberi pakan di dalamnya.. saya juga masih bingun kepikiran.???
perayang di pasang pada waktu sore hari seperti pada gambar di atas dan di beri lampu ublek atau lentera yang terbuat dari api kecil yang di taruh di atasnya perayang untuk menerangi pada malam hari. ke esokan harinya para petani tambak mengambil ikan+udang yang terperangkap di dalamnya,
hasilnyapun lumayan para petani rata-rata bisa mendapat 3 kilo gram udang weros, perkilonya 15 ribu di jual di pengepul pengepul pembeli udang, dalam waktu 1 bulan para petani bisa menikmatin hasil itu. jadi kesipmpulannya udang + ikan tertarik masuk ke perayang di karenakan pada malam hari ikan + udang keluyuran cari makan, ikan + udang suka mencari makan di tempat yang terang karena bisa menangkap makanannya dengan mudah. jadi tidak salah para petani mengasih lampu diatas perayang itu, udang + ikan pun masuk dikarenakan udang+ikan bisa melihat makanan makanannya terlihat jelas.