Selasa, 28 Oktober 2008

IKAN MUJAIR


SEJARAH SINGKAT

Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.

MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

this information from here

Jumat, 24 Oktober 2008

IKAN BELUT


SEJARAH SINGKAT
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dan asin dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur/tambak dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

Manfaat dari budidaya belut adalah:
1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3) Sebagai obat penambah darah.

this information from here

Senin, 20 Oktober 2008

Tambak Ikan Kekeringan


Bangkalan - Kekeringan di Kabupaten Bangkalan, Madura, khususnya di Kecamatan Socah membuat gelisah para pemilik tambak ikan. Sebab, sejak sebulan terakhir tak dapat beraktivitas seperti biasanya.

Mereka pun beralih profesi sebagai kuli bangunan dan memanfaatkan sisa-sisa ikan yang terendam di dalam lumpur. Maklum, lahan tambak mereka mengalami kekeringan, sehingga tidak bisa memelihara ikan. Para petani tambak ikan hanya menunggu air laut pasang.

Salah seorang pemilik tambah, Mat Solikin (45) warga Kampung Pedeng, Kecamatan Socah Bangkalan, mengatakan musim kemarau yang tergolong panjang berimbas pada petani ikan. Mayoritas, para petani tambak kini tak lagi memelihara ikan seperti semula.

"Para petani tambak ikan, masih menunggu air laut pasang. Itupun kalau airnya nanti memadai, baru bisa beraktivitas kembali," kata Solikin kepada wartawan di area tambak ikan Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Senin (4/8/2008).

Dia mengaku sebulan ini tidak beraktivitas dan terpaksa membiarkan lahan tambaknya kering. Bahkan, sisa ikan yang ada di dalam tambaknya, juga dipanen beramai-ramai oleh warga sekitar. "Kalau air laut sudah pasang, baru akan kembali di isi ikan, Mas!," ujarnya.

Dengan kondisi kekeringan, para petani tambak ikan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selain mengalami kerugian besar juga untuk modal menebar kembali benih ikan sudah habis.

"Pada musim kemarau seperti ini, petani tambak ikan benar-benar susah," keluhnya.

Hal serupa juga dikatakan Hasan (50) warga Desa/Kecamatan Socah. Dia mengatakan, sejak datangnya musim kemarau, dirinya tidak lagi fokus mengurus tambak. Sebaliknya, dia banting setir dan beralih profesi menjadi kuli bangunan, itupun masih jarang mendapat garapan.

"Kalau konsentrasi ketambak yang sudah kering, saya mau makan apa, ya cari pekerjaan lain," ungkap Hasan pada wartawan di rumahnya Desa/Kecamatan Socah, Bangkalan.

Sementara anggota DPRD Bangkalan, Sofyan Rasyidi, mengatakan, para petani tambak ikan yang dilanda kekeringan harus mendapat solusi cerdas. Jika tidak maka akan ada persoalan yang lebih besar.

this information from here

Kamis, 16 Oktober 2008

Pertambakan Udang di Indonesia

Kecenderungan kini di Indonesia, pertambakan udang dijalankan dalam bentuk Inti-Plasma. Ada beberapa pertambakan udang skala besar yang dijalankan dalam bentuk Inti Plasma, yakni di Banggai, Aceh Timur, dan pesisir timur Sumatera (Propinsi Lampung dan Sumatera Selatan) dengan luas beberapa ribu hektar.

Hubungan antara petani Plasma dan perusahaan, sebagaimana yang juga terjadi di negara-negara produsen udang lainnya di Asia dan Amerika Latin seringkali diliputi konflik. Secara mendasar, permasalahan yang muncul sebagaimana dikeluhkan oleh petani Plasma berkisar pada 2 hal yakni mengenai posisi petani Plasma dalam hubungan kemiteraan dan mengenai perjanjian kredit yang tidak. Proses perjanjian kredit, prosedural kredit, penguasaan atas petak tambak sepenuhnya dalam pengaturan perusahaan. Sekilas bahwa permasalahan tersebut merupakan sebuah kesalahan manajemen yang diterapkan perusahaan namun kenyataannya secara konseptual telah cacat.

Pada pertambakan skala besar, tercipta suatu ketergantungan dari plasma kepada perusahaan. Kondisi ini menciptakan posisi perusahaan sangat kuat untuk mengendalikan petani plasma dalam berbagai aspek. Kontrol perusahaan yang sangat ketat dan berlebihan dalam kehidupan pribadi dan sosial petani Plasma telah menempatkan plasma tidak sebagai mitra namun lebih sebagai buruh.

This information from here