Korban luapan lumpur panas bercampur gas, bukan hanya melanda empat Desa di sekitar lokasi pengeboran Banjarpanji 1, Desa Renokenongo, Porong, namun beberapa Desa yang letaknya jauh dari lokasi kejadian juga mulai menjadi korban.
Informasi yang dihimpun, Kamis (22/6), menyebutkan, banyak petani tambak dan sawah di Desa Gempolsari dan Penatar Sewu, Tanggulangin mulai menggeluh, setelah lahan mereka mulai tercemari luberan air lumpur berbau menyengat itu. Warga Dua Desa itu nyaris bentrok, setelah luberan lumpur mulai mencemari lokasi tambak dan persawahan mereka.
Warga Penatar Sewu merasa dirugikan, karena banyak ikan dan udang ditambak warga mati. Hal itu, terjadi, karena air yang berasal dari saluran sungai Gempolsari sudah tercemari luberan air lumpur berbau gas ke tambak mereka.
Mereka meminta agar dam di Gempolsari ditutup sebab, aliran sungai saluran yang berasal dari Renokenonggo dan Kedungbendo sudah mencemari sungai Gempolsari. "Sungai itu sudah tercemar. Kalau tidak dibendung, jelas aliran air lumpur berbau menyengat akan masuk sungai dan masuk ketambak," kata Wibowo, salah seorang warga Penatar Sewu.
Hal senada juga disampaikan Kades Penatar Sewu, Bambang. Menurut dia, dam di Gempolsari seharusnya tetap ditutup, agar aliran luberan lumpur tidak mengalir ke wilayah tambak warga penatar sewu dan desa lainnya. Sementara itu, Kades Plumbon, Porong, Bastomi juga mengaku lahan tambak udang milik warganya mulai tercemar luberan lumpur, sehingga banyak udang di wilayah itu sudah mati, karena air yang masuk tidak lagi steril. "Kami khawatir tahun ini, banyak petani tambak yang bangkrut, karena gagal panen. Sebab luberan air dari rembesan lumpur sudah masuk ke sungai di wilayahnya, dan masuk ke tambak warga," katanya.