Sabtu, 03 November 2007

Tambak mirik (ikan+udang)

ipoel...... bangunnnnn.!!!!!!!!

“Jadi ikut papa ke tambak ga?” tanya Nyokap."

Aku jawab seenaknya tanpa sadar, dengan berjalan penuh pusing aku menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuk sholat subuh. Kudengar Ayah lagi manasin mesin motor untuk menuju perjalanan menuju ke tambak jadi tujuan kita adalah ke tambak milik ayah di bangil

Setelah sholat subuh, langsung kusambar tas yang sudah ku siapkan untuk keperluan mirik tambak, oh ya… mirik tambak adalah istilah orang di tempatku tersebut untuk acara panen tambak ikan dan udang. Sejuknya udara pagi hari, kira-kira 30 menit perjalanan menuju tambak ayahku itu di sana juga telah menunggu om dan kakakku juga para sepupu ikutan acara ini.

Air tambak pun sudah surut kini tinggal nyebur untuk menangkapi ikan dan udang yang sudah pasrah menunggu nasib, lalu dengan cepat aku buka tas yang ku bawa dari rumah tadi untuk berganti pakaian, langsung ikutan nyebut nangkapin ikan yang udah pasrah . om dan sepupuku juga ikut mereka yang paling wajib turun/ nyebur nangkap ikan sesekali di selingi canda tawa karena pasti ada yang salah tamkap. contohnya om ku dikira udang ternyata ular tambak yang di tangkap langsung di lempar jauh-jauh ha ha ha,,,

Hampir 3 jam acara ini berlangsung, saat yang ditunggu-tunggu yaitu brunch (makan pagi digabung dengan makan siang) di pematang tambak, hmmm… apalagi ibuku telah nyiapin nasi liwet/uduk dengan sambal kacang, lauk pun banyak mulai ayam goreng, telur, ikan bandeng, ikan asin dan serundeng. hmm… saatnya balas dendam deh, yang mulai pagi sampai siang belum makan rasanya lapar bangeettt.

ehh ternyata, aku sudah makan masakan itu tak terhitung berapa kali, tapi kali ini terasa begitu nikmat, ada nuansa yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata saat maem di tambak..

Setelah acara usai, saatnya membantu ayah untuk menghitung dan memisahkan ikan dan udang, Alhamdulillah

hasil kali ini cukup bagus, beberapa kuintal ikan bandeng dan beberapa kuintal udang windu.

Satisfied likely sees result gotten is this, dan yang membanggakan lagi udang windu dan bandeng yang biasanya dipelihara di air payau, ayahku berhasil membudidayakannya ikan dan udang yang dibudidayakan di tambak. Dan berapa lahan yang pinggiran pantai,


lahan hutan bakau yang di rusak untuk kepentingan tambak ini, untuk membudidayakannya, kerja keras bokap dengan trik-trik temuannya sendiri agar udang dan bandeng ga kalah dengan yang dibudidayakan di tambak yang bagus (cara budidayanya Insyaallah akan saya tulis di blog ini kalau ga malas), dan hal inilah yang membuat aku bangga pada beliau.

Sebagian orang kadang malu atau bahkan menghapus jejak asal-usul keluarganya, tapi aku tidak, aku bangga disebut sebagai ANAK PETANI.